241 Tahun Pekanbaru: Kota Bertambah Usia, Luka Lama Tak Juga Sembuh

241 Tahun Pekanbaru: Kota Bertambah Usia, Luka Lama Tak Juga Sembuh
Gambar Ilustrasi IA

WARTA RAKYAT ONLINE- Pekanbaru, 23 Juni 2025, Di tengah gegap gempita perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-241, Kota Pekanbaru masih dihantui oleh luka-luka lama yang tak kunjung sembuh: sampah yang menumpuk, banjir yang terus berulang, jalan yang berlubang, hingga bayang-bayang korupsi yang membelit roda pemerintahan.

Ratusan baliho dan spanduk ucapan selamat ulang tahun menghiasi setiap sudut kota. Tapi hanya beberapa meter dari baliho-baliho itu, tumpukan sampah rumah tangga berserakan di pinggir jalan, dikerubungi lalat dan mengeluarkan aroma busuk. Seolah menjadi simbol paradoks antara perayaan dan kenyataan.

Di sejumlah kawasan seperti Tenayan Raya, Rumbai, dan Kecamatan Tampan, jalan-jalan utama masih penuh lubang. Aspal mengelupas, permukaan tak rata, dan genangan air menutup lubang-lubang berbahaya—menjadi jebakan maut bagi pengendara roda dua. Tak sedikit warga yang mengeluh mengalami kecelakaan karena minimnya perawatan jalan.

"Ini kota kok seperti dibiarkan rusak perlahan. Sudah lama lubangnya, tapi tak ada yang datang perbaiki," keluh Taufik, pengemudi ojek daring yang sering melintas di Jalan Taman Karya.

Banjir pun belum berhasil dikendalikan. Hujan deras beberapa waktu lalu kembali merendam kawasan padat penduduk seperti Jalan Garuda Sakti, Jalan Suka Karya, dan sebagian Jalan Jenderal Sudirman. Warga menyebut saluran air yang tersumbat dan minimnya ruang resapan menjadi penyebab utama banjir yang terus berulang dari tahun ke tahun.

Tak kalah mencolok adalah aroma korupsi yang menyelimuti sejumlah proyek pembangunan. Mulai dari pengadaan jalan lingkungan, proyek drainase, hingga pengelolaan kebersihan kota, semua tak lepas dari sorotan publik dan lembaga antikorupsi. Sayangnya, langkah hukum terhadap para terduga pelaku berjalan lambat dan acap kali tak tuntas.

Perayaan ulang tahun kota yang seharusnya menjadi momentum refleksi dan pembenahan justru terkesan menjadi seremoni seremonial belaka. Warga masih menanti hadirnya pemerintahan yang lebih jujur, infrastruktur yang layak, dan kota yang benar-benar ramah untuk ditinggali.

“Usia boleh tua, tapi kota ini seperti tak dewasa,” ungkap Siti liza, seorang guru SD di Kecamatan Marpoyan Damai.***mdn

#Hari Jadi Pekanbaru #241 Hari jadi pekanbaru