WARTA RAKYAT ONLINE- Soppeng, Sulawesi Selatan , Di tengah derasnya arus perubahan global dan percepatan transformasi digital, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Soppeng mengambil langkah strategis dengan menggelar Latihan Kader II (LK II) tingkat nasional. Kegiatan ini resmi dibuka pada Sabtu, 24 Mei 2025, di Aula Paripurna DPRD Soppeng dan akan berlangsung hingga 1 Juni 2025 di Gedung PGRI Soppeng.
Dengan mengusung tema “Tekno-Progresif: Navigasi HMI untuk Indonesia”, forum ini menjadi ruang kaderisasi tingkat lanjut bagi puluhan peserta dari berbagai cabang HMI di 14 provinsi. Tujuannya jelas: membentuk kader pemimpin masa depan yang tangguh, berpikir kritis, dan mampu menavigasi kompleksitas zaman melalui penguasaan teknologi dan kedalaman nilai-nilai kebangsaan serta keislaman.
Wakil Bupati Soppeng dalam sambutannya menyambut hangat kegiatan ini dan menilai tema yang diangkat sangat relevan dengan kebutuhan zaman.
> “Kita membutuhkan kader yang tidak hanya paham sejarah dan nilai dasar perjuangan, tetapi juga mampu merespons realitas yang cepat berubah dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi. Inilah bentuk kaderisasi yang visioner,” ungkapnya, Sabtu (24/5).
Ketua Umum HMI Cabang Soppeng, Nursandi, menambahkan bahwa tantangan masa depan tidak bisa dijawab hanya dengan retorika. Diperlukan kader-kader yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga progresif secara pemikiran dan tindakan.
> “LK II ini bukan hanya tempat belajar teori, tetapi ajang pembentukan karakter dan kompetensi. Kami ingin mencetak kader yang adaptif, inovatif, dan memiliki keberpihakan pada masyarakat,” ujarnya.
Forum ini juga menjadi ajang konsolidasi intelektual lintas daerah. Selain diisi oleh berbagai narasumber nasional, kegiatan ini juga menghadirkan tokoh-tokoh penting dalam tubuh HMI, salah satunya Respiratori Saddam Al Jihad, Ketua Umum PB HMI periode 2018–2020.
Dalam arahannya pada Rabu (28/5), Saddam menekankan bahwa HMI adalah kawah candradimuka kepemimpinan nasional. Ia mengingatkan peserta agar menjadikan LK II sebagai momentum untuk mengasah daya pikir strategis dan sensitivitas sosial.
> “Hari ini, bangsa membutuhkan kader yang tidak hanya vokal dalam wacana, tetapi juga hadir dalam solusi. HMI adalah ruang pembentukan intelektual organik yang menjembatani rakyat dan kebijakan,” tegasnya.
Lebih jauh, Saddam juga menyoroti pentingnya menjaga harmoni antara nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan di tengah pusaran globalisasi. Menurutnya, kader HMI harus menjadi kekuatan moderat yang mampu menyatukan visi keumatan dan kebangsaan.
> “Kita tidak boleh terjebak dalam dikotomi. HMI harus mampu menyatukan iman dan ilmu, akidah dan teknologi, Islam dan Indonesia,” pungkasnya.
Tekno-Progresif: Bukan Sekadar Tema, Melainkan Komitmen
Tema Tekno-Progresif yang diangkat bukan sekadar jargon, melainkan bentuk kesadaran baru HMI terhadap tantangan multidimensi abad ke-21. Di era di mana kecerdasan buatan, data besar, dan disrupsi digital menjadi keniscayaan, HMI ingin memastikan bahwa kadernya tidak tertinggal. Namun di saat yang sama, progresivitas tidak boleh mengorbankan nilai-nilai keislaman dan semangat keindonesiaan yang telah menjadi ruh perjuangan organisasi sejak 1947.
LK II HMI Soppeng kali ini menjadi bukti bahwa kaderisasi bukan hanya soal pelatihan internal, tetapi ikhtiar serius dalam membentuk pemimpin masa depan—pemimpin yang bukan hanya mampu berbicara di forum, tetapi juga membawa perubahan nyata di tengah masyarakat.
Dengan semangat Tekno-Progresif, HMI Cabang Soppeng memberi isyarat kuat: masa depan milik mereka yang siap berubah, belajar, dan bertindak. Dan HMI memilih untuk memimpin, bukan sekadar mengikuti.***rls
##HMI Soppeng LK II #HMI Soppeng