WARTA RAKYAT ONLINE- Ponorogo, Di tengah mahalnya biaya layanan kesehatan dan sistem birokrasi medis yang sering kali menyulitkan masyarakat kecil, seorang dokter umum di Ponorogo, Jawa Timur, mencuri perhatian publik karena aksi sosialnya yang menyentuh hati.
Namanya dr Rafika Augustine, seorang perempuan berusia 34 tahun yang memutuskan membuka praktik pribadi dengan sistem pembayaran tak biasa: “seikhlasnya”. Bahkan, untuk pengemudi ojek online dan ojek konvensional, ia memberikan layanan medis secara gratis.
Praktik pribadi dr Rafika terletak di Jalan Letjen Sukowati, Desa Ngunut, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo. Bangunannya tampak sederhana dari luar, tak berbeda dari klinik-klinik biasa. Sebuah papan nama bertuliskan “Apotek dan Praktek dr R Medika” menjadi penanda bahwa tempat itu adalah ruang kesehatan.
Begitu masuk ke dalam, suasana langsung terasa berbeda. Tak ada meja kasir. Tak ada daftar tarif. Hanya ada sebuah kotak amal di pojok ruangan, tempat pasien bisa memasukkan uang seikhlasnya setelah pemeriksaan dan pengobatan.
“Kalau saya menyebutnya memulung amal,” ujar dr Rafika saat ditemui wartawan, Senin (5/5/2025). “Semua seikhlasnya. Bahkan kalau ojek online maupun konvensional, itu gratis.”
Menurutnya, pasien bisa membayar dengan apa saja yang dimiliki. Tak harus uang tunai. Jika tidak punya uang, mereka bisa membawa hasil kebun, seperti buah, sayur, atau beras. Bahkan, jika benar-benar tak mampu memberi apa pun, cukup dengan doa yang tulus.
“Ilmu yang saya punya ini kan titipan,” tuturnya. “Saya ingin memanfaatkannya untuk menabung amal di akhirat. Biar kuliah saya tidak menguap begitu saja.”
Meski pasien membayar seikhlasnya, dr Rafika menegaskan bahwa mutu pelayanan yang diberikan tetap profesional. Pasien tetap mendapat pemeriksaan lengkap seperti di praktik dokter pada umumnya. Mulai dari pengukuran tensi, denyut nadi, hingga layanan pemeriksaan laboratorium dasar seperti cek gula darah, kolesterol, dan asam urat, semua tetap masuk dalam layanan “bayar seikhlasnya”.
Praktik dokter Rafika tak hanya menjadi tempat berobat, tapi juga ruang harapan bagi masyarakat kecil yang kerap terpinggirkan dari akses kesehatan karena kendala biaya. Dalam sistem yang semakin komersial dan berjarak, langkah dr Rafika menjadi semacam perlawanan halus namun nyata terhadap paradigma pelayanan medis yang kerap mengesampingkan nilai-nilai kemanusiaan.
Ia bukan hanya menyembuhkan tubuh, tapi juga menyentuh hati. Dengan tangan yang merawat dan hati yang ikhlas, dr Rafika terus bekerja — memulung amal dari orang-orang yang ia layani, dan menanam kebaikan yang tak ternilai di tengah kerasnya dunia kesehatan.***mdn
#Kisah Inspiratif #dr. Inspiratif