WARTA RAKYAT ONLINE- Di tengah hiruk-pikuk dunia modern yang mengklaim menjunjung tinggi hak asasi manusia, kita menyaksikan sebuah ironi besar: genosida di Gaza berlangsung terang-terangan, sementara para pemimpin dunia memilih untuk diam atau sekadar mengutuk dalam narasi kosong tanpa tindakan nyata. Ini bukan sekadar konflik bersenjata, tetapi pembersihan etnis yang sistematis, dilakukan dengan brutal dan tanpa hambatan berarti.
Lantas, di mana suara dunia Arab yang bergelimang kekayaan dan kekuasaan? Mengapa mereka memilih jalan keheningan, seakan takut menyalakan bara yang bisa membakar kepentingan politik dan ekonominya sendiri? Ketika bangsa-bangsa besar sibuk berkolaborasi dalam diplomasi basa-basi, rakyat Palestina dibiarkan merintih, terbakar dalam kobaran api ketidakadilan.
Lebih ironis lagi, ada kaum Nasrani yang mencium tangan penguasa Israel, sementara di saat yang sama, umat Kristen Palestina sendiri turut dibantai oleh Zionis. Bahkan Yahudi Ortodoks yang menolak ideologi Zionisme tak luput dari kekejaman yang sama. Fakta ini seharusnya membuka mata, bahwa ini bukan sekadar konflik antaragama, tetapi pertarungan antara kemanusiaan dan kebiadaban.
Tragedi ini seharusnya menyadarkan umat beragama—baik Islam, Kristen, maupun Yahudi—bahwa mereka berbagi akar sejarah yang sama sebagai keturunan Nabi Ibrahim. Namun, dunia justru terpecah oleh propaganda yang mengaburkan esensi perjuangan: bahwa ini bukan tentang agama atau ras, tetapi tentang penjajahan dan perlawanan terhadap ketidakadilan.
Kini, peradaban berada di persimpangan jalan. Apakah kita akan terus membiarkan kebiadaban merajalela, membiarkan kejahatan terhadap kemanusiaan terjadi tanpa perlawanan berarti? Ataukah kita akan berdiri dan melawan, dengan suara, dengan pena, dengan segala daya yang kita miliki?
Sejarah akan mencatat, dan setiap diam yang kita pilih hari ini akan menjadi aib yang disaksikan oleh generasi mendatang. Gaza tidak hanya membutuhkan doa, tetapi tindakan nyata. Jika dunia tetap bungkam, maka saatnya bagi mereka yang masih memiliki hati nurani untuk berbicara dan bertindak. Sebab ketidakadilan yang dibiarkan adalah kejahatan yang ikut disetujui.
Oleh : Muhammadun, S. Sos.
#Free Palestine #gaza #darurat kemanusiaan